JAKARTA - Dinamika politik di Indonesia cukup dinamis dengan dibukanya kran demokrasi multi partai paska reformasi. Banyak partai politik baru yang lahir dan langsung meroket di kalangan milenial dan startup UMKM. Anak-anak muda startup dan enterpreneur milenial harus membangun gerakan. Baik secara Ideologi, Politik dan Organisasi (IPO) dengan konsep Excellent Strategy.
Generasi muda hari ini harus bergabung ke dalam partai kader yang cocok bagi intelektual organik. Dimana para kader muda milenial bisa menempatkan diri terdepan dalam struktur kepengurusan, agar berjalan lebih energik, inovatif dan kreatif, serta akseleratif.
Selain itu, harus ada konsolidasi antar kalangan perempuan, milenial, kaum disabilitas dan kalangan media. Semua basis garapan menjadi segmen yang diaktualisasikan dalam konsep gerakan kekinian.
Selanjutnya generasi muda hari ini harus bergerak secara kesadaran politik untuk agar lahir kader-kader bangsa yang handal dan tangguh. Kader-kader ini adalah orang-orang yang tangguh dan semangat. Mereka memiliki kesamaan visi dan misi untuk membangkitkan UMKM demi meningkat kesejahteraan bersama.
*Mengenal Berbagai Ideologi Kaum Muda*
Ideologi politik adalah cabang dari ilmu sosial. Ideologi politik adalah sebuah himpunan ide dan prinsip yang menjelaskan bagaimana seharusnya masyarakat bekerja, dan menawarkan ringkasan order masyarakat tertentu. Ideologi politik biasanya mengenai dirinya dengan bagaimana mengatur kekuasaan dan bagaimana seharusnya dilaksanakan.
Teori komunis Karl Marx, Friedrich Engels dan pengikut mereka, sering dikenal dengan marxisme, dianggap sebagai ideologi politik paling berpengaruh dan dijelaskan lengkap pada abad 20.
Termasuk ideologi politik kapitalisme dari teori Adam Smith yang paling populer bagi kaum liberalis dan pro kapitalisme. Pemilik nama lengkap John Adam Smith (5 Juni 1723 – 17 Juli 1790), adalah seorang filsuf berkebangsaan Skotlandia yang menjadi pelopor ilmu ekonomi modern.
Karya Adam Smith yang terkenal adalah buku An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations (disingkat The Wealth of Nations) adalah buku pertama yang menggambarkan sejarah perkembangan industri dan perdagangan di Eropa serta dasar-dasar perkembangan perdagangan bebas dan kapitalisme. Adam Smith adalah salah satu pelopor sistem ekonomi Kapitalisme. Sistem ekonomi ini muncul pada abad 18 di Eropa Barat dan pada abad 19 mulai terkenal di sana.
Contoh ideologi lainnya termasuk: rivisionisme-marxisme, anarkisme, komunitarianisme, konservatisme, neoliberalisme, demokrasi Islam, demokrasi kristen, fasisme, monarkisme, nasionalisme, nazisme, liberalisme, libertarianisme, sosialisme, dan demokrat sosial.
Biasanya kepopuleran ideologi berkat pengaruh dari “moral entrepreneurs”, yang kadangkala bertindak dengan tujuan mereka sendiri. Ideologi politik adalah badan dari ideal, prinsip, doktrin, mitologi atau simbol dari gerakan sosial, institusi, kelas, atau grup besar yang memiliki tujuan politik dan budaya yang sama. Merupakan dasar dari pemikiran politik yang menggambarkan suatu partai politik dan kebijakannya.
Ideologi berbeda dengan kebudayaan, tapi mempunyai makna yang hampir sama. Dalam ideologi, penilaian dianggap lebih penting. Sedangkan dalam kebudayaan keterampilan dan pengetahuan teknik lebih diperhitungkan.
Selain itu, ideologi hanya dianut oleh kalangan tertentu dari seluruh masyarakat. Sebaliknya, kebudayaan diyakini oleh seluruh lapisan masyarakat. Dalam disiplin ilmiah, ideologi hanya dikaji dalam sosiologi. Dalam sosiologi pengetahuan, ideologi merupakan kajian utama. Sedangkan dalam sosiologi agama dan sosiologi politik, ideologi menjadi bagian dari kajiannya. (Rahman, M. T. (2011). Glosari Teori Sosial (PDF). Bandung: Ibnu Sina Press. hlm. 32. ISBN 978-602-99802-0-2.
Definisi ideologi politik memang penting. Itu sebabnya Ibnu Sina pernah berkomentar:
“Tanpa definisi, kita tidak akan pernah bisa sampai pada konsep.”
Karena itu menurut Ibnu Sina, sama pentingnya dengan silogisme (baca : logika berfikir yang benar) bagi setiap proposisi (dalil atau pernyataan) yang kita buat.
Mabda’ secara etimologi adalah mashdar mimi dari kata bada’ayabdau bad’an wa mabda’an yang berarti permulaan. Secara terminologis berarti pemikiran mendasar yang dibangun di atas pemikiran-pemikiran (cabang) [dalam Al-Mausu’ah al-Falsafiyah, entry al-Mabda’]. Al-Mabda’ (ideologi): pemikiran mendasar (fikrah raisiyah) dan patokan asasi (al-qaidah al-asasiyah) tingkah laku. Dari segi logika al-mabda’ adalah pemahaman mendasar dan asas setiap peraturan [lihat catatan tepi kitab Ususun Nahdhah ar-Rasyidah, hal 36.
*Memfungsikan Ideologi Pancasila Secara Benar*
Ideologi Pancasila memiliki fungsi untuk membentuk identitas/ciri bangsa Indonesia. Selaiitu fungsi ideologi Pancasila dipahami untuk memisahkan kita dari mereka. Dan ideologi Pancasila berfungsi mempersatukan sesama kita yang berada dalam 4 pilar bangsa (Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negera Kesatuan Republik Indonesia).
Selain itu fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara untuk menyatukan bangsa Indonesia, memperkokoh dan memelihara kesatuan dan persatuan. Bahkan, membimbing dan mengarahkan bangsa Indonesia untuk mencapai tujuannya.
Selain itu memberikan kemauan untuk memelihara dan mengembangkan identitas bangsa Indonesia. Kemudian menerangi dan mengawasi keadaan, serta kritis kepada adanya upaya untuk mewujudkan cita-cita yang terkandung di dalam pancasila.
Dimana sebagai pedoman bagi kehidupan bangsa Indonesia dalam upaya menjaga keutuhan negara dan memperbaiki kehidupan dari bangsa Indonesia.
Dalam memurnikan nilai-nilai Pancasila diperlukan Dimensi Ideologi Pancasila. Diantaranya yang pertama, dimensi realita, artinya nilai-nilai dasar yang tercamtum di ideologi tersebut mencerminkan kenyataan hidup yang ada di dalam masyarakat, dimana ideologi itu ada untuk pertama kalinya.
Kedua, dimensi idealisme, artinya kualitas ideologi yang tercamtum dalam nilai dasar tersebut bisa memberikan harapan kepada berbagai kelompok dan masyarakat mengenai masa depan yang lebih baik.
Ketiga, dimensi fleksibilitas, artinya kemampuan ideologi dalam mempengaruhi dan menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakatnya. (Ahmad, 2021).
Dari fungsi dan dimensi Pancasila diatas, generasi muda hari memandang bahwa sebagai Kader-Kader dan Intelektual Organik akan terdepan dalam mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Terutama saat dalam menjalankan kepemimpinan ditempatnya masing-masing.
Oleh: Syafrudin Budiman SIP
(Ketua Umum Barisan Pembaharuan 08 / Politisi Muda PAN). (Resky P)