Warga Cikalong Gelar Festival Nampaling dan Rampak Gondang untuk Jadi Agenda Wisata

    Warga Cikalong Gelar Festival Nampaling dan Rampak Gondang untuk Jadi Agenda Wisata

    PANGANDARAN JAWA BARAT - Gelaran tradisi festival Nampaling dan Rampak Gondang di Desa Cikalong ini diharap bisa dijadikan agenda Wisata untuk Kabupaten Pangandaran.

    Demikian dikatakan 
    Wakil Bupati Pangandaran H Ujang Endin Indrawan dalam pidato sambutannya pada acara Festival Nampaling, bertempat di bukit budaya giri Desa Cikalong, Kamis (19/10/2023).

    Disampaikannya bahwa, saya mengapresiasi dengan diselenggarakannya adat buhun dalam rangka melestarikan budaya warga Desa Cikalong.
    "Ini hal yang sangat penting, bukan hanya sekedar melestarikan tetapi ada nilai-nilai filosofi yang terkandung didalamnya. Ada hikmah yang bisa diambil.

    Tradisi ini diharapkan bisa dijadikan agenda pariwisata di Kabupaten Pangandaran, sehingga nantinya banyak pilihan bagi wisatawan saat berkunjung ke objek wisata di Kabupaten Pangandaran.
    "Tentunya kalau tradisi ini dimasukan ke agenda pariwisata maka perlu adanya dukungan dari pemerintah, " kata Ujang Endin.

    Selain tradisi Festival Tampaling atau menangkap belalang di sawah, menurut Ujang Endin, warga Desa Cikalong juga memiliki tradisi untuk menjaga ketahanan pangan dengan mendirikan lumbung padi.

    Dirinya berharap, tradisi ini bisa diikuti oleh desa-desa yang lainnya, bagaimana warga bisa menyisihkan atau menabung seperti warga di Desa Cikalong dengan menyisihkan hasil pertanian dan disimpan di lumbung padi.

    "Jadi dari musim ke musim tidak terputus sehingga tidak kekurangan bahan pangan, " kata Wakil Bupati.

    Sementara ditempat terpisah Kepala Desa Cikalong Ruspandi menjelaskan, Festival Tampaling ini merupakan kristalisasi adat dan budaya masyarakat yang berinisiatif untuk memberantas hama belalang dan ramah lingkungan.
    "Ini kaguyuban masyarakat dalam memberantas hama padi yang sekarang dikemas menjadi sebuah festival supaya orang lain bisa tahu bagaimana cara memberantas hama di Desa Cikalong, " kata Ruspandi.

    Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi ladang penghasilan bagi masyarakat khususnya Desa Cikalong di luar penghasilan lainnya.

    Adapun prosesi dalam Festival Tampaling ini kata Ruspandi adalah adat budaya ngampihan pare (menyimpan padi) 8 dalam lumbung yang warga Desa Cikalong disebut leuit, karena adat disini sangat sakral dimana setelah panen ada acara ngampihan pare untuk di simpan di lumbung padi yang tujuannya agar bermanfaat dan barokah sehingga tidak terjadi kelaparan sebelum masa panen tiba
    "Panen saeutik mahi tapi loba nyesa (panen sedikit cukup tapi banyak sisa), " ujar Ruspandi.

    Menurut Ruspandi warga Desa Cikalong yang memiliki garapan sawah pasti memiliki Leuit atau lumbung padi. Leuit disini artinya bank nya petani untuk menyimpan padi agar tidak rawan pangan atau bisa menjaga ketahanan pangan.
    "Makanya hasil panen disimpan di leuit. 

    Sistemnya, mereka punya manajemen sendiri agar tidak kelaparan, biasanya berapa kwintal yang dijual dan berapa kwintal yang disimpan. 

    Apalagi kalau ada yang hajatan adat budaya sumbang menyumbang hasil panen disini masih sangat tinggi, " katanya. (Zesykha M)

    pangandaran jawa barat
    Anton Atong Sugandhi

    Anton Atong Sugandhi

    Artikel Sebelumnya

    H Anda Suhanda S.E Anggota DPRD Propinsi...

    Artikel Berikutnya

    Pimpinan dan Redaksi Jurnalis Indonesia...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Pergerakan Masyarakat saat Libur Nataru Diprediksi Capai 110 Juta Orang, Polri Siapkan Strategi Lalu Lintas
    Polri Evakuasi Ibu & Bayi yang Terjebak Banjir Bandang di Sukabumi
    PLN UID Jakarta Dukung Energi Ramah Lingkungan, Buktinya Kirim 6 Ton Sampah Biomassa ke PLTU Lontar

    Ikuti Kami